Metode belajar mengajar di sekolah yang konvensional kadang membuat murid-murid di dalamnya kurang begitu menangkap pelajaran yang disampaikan oleh guru, hal ini dikarenakan memang saat ini perlu sebuah cara belajar yang lebih menyenangkan.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO Mizan Applications Publisher, Irfan AmaLee pada acara Workshop Penulisan Modul Pembelajaran Kreatif yang diselenggarakan di Aula Universitas Muhammadiyah Sukabumi pada hari Sabtu (24/05) kemarin. Workhsop ini diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sukabumi.
Workshop dimulai sejak pagi hari dan dibuka langsung oleh Staff Ahli Walikota Sukabumi. Kurang lebih ada 100 guru peserta yang terdiri dari guru PAUD, TK, SD dan SMP yang hadir dan mengikuti workshop ini.
Sebelum memulai workshop, Irfan AmaLee melakukan sedikit permainan tentang otak kita dalam mengingat sesuatu. Ada sebuah tulisan, gambar benda, foto artis dan huruf jepang yang ditampilkan selama beberapa detik. Para guru pun diuji ingatannya dan ternyata banyak guru yang lebih mengingat gambar, foto artis dan hal-hal yang disukainya.
“Kenapa kita tidak ada yang ingat dengan huruf Jepang tadi? Karena itu hal yang asing bagi kita, kita lebih ingat dengan hal-hal yang kita sukai,” kata Irfan.
Irfan pun kemudian menjelaskan cara kerja otak manusia dan bagaimana orang yang lebih mudah mengingat suatu hal dengan cara yang unik. Metode seperti inilah yang kemudian dipaparkan dalam workshop ini, diharapkan metode belajar yang diterapkan di kelas bisa lebih kreatif dan interaktif lagi, sehingga para murid senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pada workshop ini, MAP juga memperkenalkan produk aplikasi game-nya. Secara umum memang konsep aplikasi yang dibuat MAP sudah berdasarkan metode pembelajaran yang kreatif, seperti pada aplikasi Learn Wudhu, Learn Shalat, 25 Nabi, dan 10 Malaikat yang bisa diinstal ke Tablet/smartphone Android guru-guru workshop tersebut. Aplikasi-aplikasi tersebut juga sebentar lagi akan dilaunching oleh MAP.
Setelah istirahat siang, para guru dibagi dalam beberapa kelompok dan ditantang untuk membuat modul pembelajaran yang kreatif dengan materi yang telah ditentukan oleh MAP dan panitia IMM. Para guru berlomba membuat pembelajaran yang unik, ada yang membuat presentasi power point, ada yang menggunakan tablet, ada yang bikin drama dan ada pula yang membuat sebuah game yang disusun dalam sebuah kertas besar. Satu per satu dari mereka pun presentasi di depan aula dan melakukan microteaching.
Dengan adanya workshop ini, diharapkan para guru bisa menerapkan pola pembelajaran yang lebih kreatif di sekolahnya, dengan ini para murid pun akan lebih mudah menangkap pelajaran dan senang selama proses belajar mengajar di sekolah.
Komentar